LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Penyuluhan
![]() |
Disusun oleh:
Kelompok 10/TB.
A
1.
Dewi Muniroh (210313021)
2.
Linda Choirun Nisa’ (210313004)
3.
Rizkiya Amalia S. (210313031)
Dosen Pengampu:
Lisa Devi
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman problematika peserta didik
di sekolah semakin beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah
diluar sekolah dan di dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta
didik dengan bimbingan konseling yang mengarahkan para peserta didik untuk
mengetahui bakat dan potensi dalam diri mereka.
Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek
psikologis, ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada
peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu menangkap
pelajaran dengan baik. Bimbingan konseling juga sangat penting posisinya untuk
membimbing siswa untuk memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang
unik dan mampu bersaing.
Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai
pemantau masalah-masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah
laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung
mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar permasalahan yang biasanya
beruntun.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah
pengertian bimbingan dan konseling?
2.
Bagaimanakah
latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian bimbingan dan konseling
Istilah bimbingan merupakan
terjemahan dari kata “ guidance”. Kata
“guidance” yang kata
dasarnya “guide” memiliki arti memberikan petunjuk. Istilah “guidance”
juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan. Ada juga yang
menerjemahkan kata “guidance” dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti
ini, secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau
pertolongan, tidak semua bantuan, tuntunan berarti konteksnya
bimbingan.Konseling (counseling) merupakan bagian integral dari
bimbingan. Konseling juga salah
satuteknik dalam bimbingan. Istilah konseling yang diadopsi dari bahasa Inggris
“counseling” di dalam kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel”
memiliki beberapa arti, yaitu nasihat, anjuran, dan pembicaraan. Berdasarkan
arti tersebut, konseling secara etimologis berarti pember dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran.
B.
Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang
bersumber pada kehidupan manusia. Manusia di dalam kehidupannya selalu
menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat
diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama
satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Manusia perlu
mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Karena dengan mengenal dirinya
sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang
ada pada pada dirinya. Adapun latar belakang perlunya Bimbingan Konseling dapat
dibedakan menjadi beberapa faktor diantaranya : [1]
1.
Latar
Belakang Pendidikan
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan
diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang
berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Sedangkan tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah: “Untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa”. Dan pengertian dan tujuan di atas, jelas bahwa
yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian
secara optimal dan setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian
setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi
yang berkembang optimal sesuai dengan potensi masing-masing.
Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka
kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa
kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang
menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga
akhirnya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan
seperti tersebut di atas, adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian
yang baik, kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan
pribadi kepada anak didik melalui bimbingan.[2]
Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang
perlunya bimbingan dan konseling dilihat dari segi pendidikan.
a.
Pertama adalah dilihat dan hakikat
pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian. Hal ini
mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang
lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah
pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling.
b.
Kedua, pendidikan senantiasa
berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan perubahan dan
penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi perkembangan ini para siswa
sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan
bimbingan.
c.
Ketiga pada hakikatnya guru mempunyai
peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi lebih luas dari itu, yaitu
sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru seyogyanya dapat menggunakan
pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini
diwujudkan melalui layanan bimbingan.
2.
Latar belakang sosio kultural
Pada faktor sosio kultural, timbul semacam kesadaran tentang
kemungkinan besarnya pengaruh perubahan-perubahan dan masalah-masalah yang
timbul sebagai akibat dari perkembangan zaman dan kemajuan masyarakat terhadap
produk suatu lembaga pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
juga dipandang telah menimbulkan perubahan dalam berbagai segi kehidupan
seperti segi sosial, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Perkembangan
berbagai lapangan kerja, masalah pengangguran dan lainya merupakan dampak dari
masalah perkembangan teknologi yang pesat.
Tidak semua individu dapat berhasil mengatasi masalah-masalah yang
timbul. Peserta didik harus dipersiapkan untuk mengatasi tantangan yang timbul
dan masalah-masalah yang dihadapi kelak setelah selesai dari program pendidikan
yang ditempuh. Lembaga pendidikan dipandang tidak bisa menutup mata terhadap
perkembangan zaman dan kehidupan
masyarakat yang dinamis, ia seharusnya mempunyai tanggung jawab untuk membantu
peserta didik agar berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat.
Layanan bimbingan dan konseling akan membantu para peserta didik melalui
bimbingan karir, penelusuran minat dan bakat untuk mempersiapkan diri agar
peserta didik merasa siap untuk terjun kelapangan pekerjaan dan masyarakat
setelah mereka menyelesaikan studinya.[3]
3.
Latar Belakang Agama
Setiap individu merupakan makhluk
Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki fitrah sebagai khalifah dan hamba-Nya.
Dalam kategori ini pun, sangat diperlukan sekali bimbingan terhadap setiap
tantangan dimensi spiritualitas individu, seperti: dekadensi moral, budaya
hedonistik, dan penyakit hati. Bimbingan dalam hal ini diperuntukan agar setiap
individu mampu memandang setiap tantangan kearah positif bukan malah terjerumus
kearah negative, sehingga kehidupan dapat dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah
agama.
Dalamlandasan agama, bimbingan dan konseling diperlukan penekanan pada 3 halpokok:
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan
b.
Sikap
yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c.
Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya
secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai
dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah
individu.
Landasan religius bimbingan dan
konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien sebagai makhluk Tuhan dengan
segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan konseling.
Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya mengintegrasikan
nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling.[4]
4.
Latar belakang iptek
Di era ini ilmu pengetahuan, informasi
dan teknologi berkembang sangat pesat. Oleh karena itu, diperlukannya Bimbingan
dan Konseling, agar individu dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya
dari perkembangan tersebut. Lewat Bimbingan dan Konseling, individu diarahkan
kepada dampak positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada penerapan teknologi
yang harus dimilliki dan dikuasai karena semakin kompleksnya jenis-jenis dan
syarat pekerjaan serta persaingan antar individu. Dengan perkembangan teknologi
yang sangat pesat, timbul dua masalah penting yang menyebabakan
kerumitan struktur dan keadaan masyarakat ialah:
kerumitan struktur dan keadaan masyarakat ialah:
1.
Penggantian sebagian besar tenaga
kerja dengan alat-alat mekanis-elektronik, dan hal ini mau tidak mau
menyebabkan pengangguran.
2.
Bertambahnya jenis-jenis pekerjaan
dan jabatan baru yang menghendaki keahlian khusus dan memerlukan pendidikan
khusus pula bagi orang-orang yang hendak menjabatnya.[5]
5.
Latar Belakang Psikologi
Perlunya BK berdasarkan aspek psikologi bimbingan dan koseling sangat perlu
sekali kerena pada dasarnya dapat memberikan penjelasan bahwa individu
merupakan pribadi yang unik seperti menyangkut aspek kecerdasan, emosional,
soiabilitas, sikap, kebiasaan, dan kemampuan penyesuaian diri, individu tidak
sama dan pasti individu memiliki perbedaan, dapat memebrikan pemahaman tentang
tingkah laku individu seiring perkembangannya yang selalu berubah sesuai dengan
tugas perkembangannya kearah kematangan, tungkah laku yang perlu diubah atau
dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, serta dapat membrikan
pemahaman tentang masalah-masalah psikologis. Masalah psikologis merupakan
latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah.
a.
Masalah
Perkembangan Individu
1.
Hasil proses belajar tergantung pada
tingkat kematangan yang telah dicapai.
2.
Tempo perkembangan berlangsung cepat
pada tahun- tahun permulaan.
3.
Setiap individu memiliki tempo
perkembangan masing-masing.
4.
Perkembangan individu mengikuti pola
umum Faktor pembawaan dan lingkungan sama pengaruhnya terhadap proses
perkembangan individu.
5.
Masalah perbedaan individu di sekolah
siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi pelajaran yang yang sama, akan
tetapi hasilnya berbeda, ada siswa yang cepat, lambat, ada yang cerdas, dan
malas dalam belajar.
Kenyataan
ini menunjukkan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan, mengingat bahwa
yang menjadi tujuan pendidikan adalah perkembangan yang optimal dari setiap
murid, maka masalah perbedaan individu perlu mendapatkan perhatian dalam
pelayanan pendidikan di sekolah.
b.
Faktor
Perbedaan Individu
Keunikan individu berati tidak ada dua orang individu yang sama persis di
dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek jasmaniyah maupun aspek rohaniyah.
Individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Kenyataan ini akan
membawa konsekwensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan
pelajaran, metode mengajar, alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lain. Di
samping itu, perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah
baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan. Siswa akan menghadapi
kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan tuntutan dalam
lingkungannya.
Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian ialah
perbedaan dalam: kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan,
pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola dan tempo
perkembangan, ciri-ciri jasmani, dan latar belakang lingkungan.
c.
Masalah
Kebutuhan Individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu
bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri.
Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas,
dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas,
dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan
masalah baik bagi dirinya maupun bagi dirinya maupun bagi lingkungan.
Sekolah hendaknya menyadari, baik dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan pada
diri siswa, maupun dalam memberikan bantuan yang sebaik-baiknya dalam usaha
memenuhi kebutuhan tersebut.Seperti telah dikatakan di atas, kegagalan dalam
memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri
individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Beberapa
diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan:
- Memperoleh
kasih sayang
- Memperoleh harga diri
- Untuk memperoleh pengharapan yang sama
- Ingin dikenal
- Memperoleh prestasi dan posisi
- Untuk dibutuhkan orang lain
- Merasa
bagian dari kelompok
- Rasa
aman dan perlindungan diri
- Untuk
memperoleh kemerdekaan diri
d.
Masalah
Penyesuaian Diri Dan Kelainan Tingkah Laku
Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan
kebutuhan.Banyak cara yang ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik
cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang disadari maupun
yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, individuharus
dapat menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan yang ada dalam
lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri. Individu harus
menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah
maupun masyarakat.
Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan bantuan agar setiap siswa dapat
menyesuaikan diri dengan baik dan terhindar dan timbulnya gejala gejala tidak
sesuai. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang
memberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik.
Kenyataan kelainan tingkah laku ini sering tampak seperti tingkah laku
agresif, rasa rendah diri, bersifat bandel, haus perhatian, mencuri dan
sebagainya. Gejala-gejala semacam itu seringkali banyak menimbulkan berbagai
masalah.
e.
Masalah
Belajar
Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh
perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola-pola respons yang baru yang
diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien. Beberapa masalah belajar Bagi siswa sendiri
misalnya:
1.
Pengaturan waktu belajar
2. Memilih cara
belajar
3. Menggunakan
buku-buku pelajaran
4. Belajar
berkelompok
5. Mempersiapkan
ujian, memilih mata kuliah yang cocok, dsb
BAB III
KESIMPULAN
·
Pengertian
bimbingan konseling
·
Latar
belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah
1. Latar
Belakang Pendidikan. Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya
bimbingan dan konseling dilihat dari segi pendidikan.
a.
dilihat dan hakikat pendidikan
sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian
b.
pendidikan senantiasa berkembang
secara dinamis
c.
pada hakikatnya guru mempunyai
peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi lebih luas dari itu, yaitu
sebagai pendidik.
2. Latar belakang sosio kultural.
3. Latar Belakang Agama
4. Latar belakang iptek
5. Latar Belakang Psikologi. Adapun Masalah psikologis yang melatar belakangi
perlunya bimbingan dan konseling di sekolah:
DAFTAR PUSTAKA
Mujib. Latar
Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah.http://wikipendidikan.blogspot.co.id/2014/12/latar-belakang-perlunya-bimbingan-dan.html.
Diakses 15 Oktober pukul 11.55.
Winkel,
W.S.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT
Grasindo. 1991.
A,Hallen.Bimbingan
dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers. 2002
Saragih, Lailan
Sakinah.Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling Di SekolahMakalahBimbinganKonseling. http://lailansakinah.blogspot.co.id/2015/03/latar-belakang-perlunya-bimbingan.html,
Diakses pada 15 Oktober 2015 pukul 13.00.
[1]Mujib,
Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah, http://wikipendidikan.blogspot.co.id/2014/12/latar-belakang-perlunya-bimbingan-dan.html. Diakses
15 Oktober pukul 11.55.
[3]Hallen A, Bimbingan
dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 28-30.
[4]Lailan Sakinah Saragih, Latar Belakang Perlunya Bimbingan
Konseling Di Sekolah (Makalah Bimbingan Konseling), http://lailansakinah.blogspot.co.id/2015/03/latar-belakang-perlunya-bimbingan.html, Diakses pada 15 Oktober 2015 pukul 13.00.
[5]Mujib, Latar
Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah, http://wikipendidikan.blogspot.co.id/2014/12/latar-belakang-perlunya-bimbingan-dan.html. Diakses 15
Oktober pukul 11.55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar