Minggu, 27 Desember 2015

latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah

LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Penyuluhan
logo.jpg
 








Disusun oleh:
Kelompok 10/TB. A
1.          Dewi Muniroh                         (210313021)
2.          Linda Choirun Nisa’                (210313004)
3.          Rizkiya Amalia S.                    (210313031)
Dosen Pengampu:
Lisa Devi

JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR  BELAKANG
Seiring perkembangan zaman problematika peserta didik di sekolah semakin beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan konseling yang mengarahkan para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi dalam diri mereka.
Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan konseling juga sangat penting posisinya untuk membimbing siswa untuk memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampu bersaing.
Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar permasalahan yang biasanya beruntun.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian bimbingan dan konseling?
2.      Bagaimanakah latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian bimbingan dan konseling
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “ guidance”. Kata   “guidance”  yang kata dasarnya “guide” memiliki arti memberikan petunjuk. Istilah “guidance” juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan kata “guidance” dengan arti pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau pertolongan, tidak semua bantuan, tuntunan berarti konteksnya bimbingan.Konseling (counseling) merupakan bagian integral dari bimbingan. Konseling  juga salah satuteknik dalam bimbingan. Istilah konseling yang diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat, anjuran, dan pembicaraan. Berdasarkan arti tersebut, konseling secara etimologis berarti pember dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

B.         Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Karena dengan mengenal dirinya sendiri, mereka akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuan yang ada pada pada dirinya. Adapun latar belakang perlunya Bimbingan Konseling dapat dibedakan menjadi beberapa faktor diantaranya : [1]
1.    Latar Belakang Pendidikan
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah: “Untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”. Dan pengertian dan tujuan di atas, jelas bahwa yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dan setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai dengan potensi masing-masing.
Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut di atas, adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian yang baik, kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi kepada anak didik melalui bimbingan.[2]
Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dan konseling dilihat dari segi pendidikan.
a.         Pertama adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling.
b.         Kedua, pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan perubahan dan penyesuaian dalam komponen-komponennya. Menghadapi perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.
c.         Ketiga pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik. Sebagai pendidik, maka guru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.
2.    Latar belakang sosio kultural
Pada faktor sosio kultural, timbul semacam kesadaran tentang kemungkinan besarnya pengaruh perubahan-perubahan dan masalah-masalah yang timbul sebagai akibat dari perkembangan zaman dan kemajuan masyarakat terhadap produk suatu lembaga pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dipandang telah menimbulkan perubahan dalam berbagai segi kehidupan seperti segi sosial, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Perkembangan berbagai lapangan kerja, masalah pengangguran dan lainya merupakan dampak dari masalah perkembangan teknologi yang pesat.
Tidak semua individu dapat berhasil mengatasi masalah-masalah yang timbul. Peserta didik harus dipersiapkan untuk mengatasi tantangan yang timbul dan masalah-masalah yang dihadapi kelak setelah selesai dari program pendidikan yang ditempuh. Lembaga pendidikan dipandang tidak bisa menutup mata terhadap perkembangan  zaman dan kehidupan masyarakat yang dinamis, ia seharusnya mempunyai tanggung jawab untuk membantu peserta didik agar berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat. Layanan bimbingan dan konseling akan membantu para peserta didik melalui bimbingan karir, penelusuran minat dan bakat untuk mempersiapkan diri agar peserta didik merasa siap untuk terjun kelapangan pekerjaan dan masyarakat setelah mereka menyelesaikan studinya.[3]
3.    Latar Belakang Agama
Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki fitrah sebagai khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori ini pun, sangat diperlukan sekali bimbingan terhadap setiap tantangan dimensi spiritualitas individu, seperti: dekadensi moral, budaya hedonistik, dan penyakit hati. Bimbingan dalam hal ini diperuntukan agar setiap individu mampu memandang setiap tantangan kearah positif bukan malah terjerumus kearah negative, sehingga kehidupan dapat dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
Dalamlandasan agama, bimbingan dan konseling diperlukan penekanan pada 3 halpokok:                       
a.       Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan
b.      Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah  agama.
c.       Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu.
Landasan religius bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan konseling. Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling.[4]
4.    Latar belakang iptek
Di era ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi berkembang sangat pesat. Oleh karena itu, diperlukannya Bimbingan dan Konseling, agar individu dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari perkembangan tersebut. Lewat Bimbingan dan Konseling, individu diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada penerapan teknologi yang harus dimilliki dan dikuasai karena semakin kompleksnya jenis-jenis dan syarat pekerjaan serta persaingan antar individu. Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, timbul dua masalah penting yang menyebabakan
kerumitan struktur dan keadaan masyarakat ialah:
1.        Penggantian sebagian besar tenaga kerja dengan alat-alat mekanis-elektronik, dan hal ini mau tidak mau menyebabkan pengangguran.
2.        Bertambahnya jenis-jenis pekerjaan dan jabatan baru yang menghendaki keahlian khusus dan memerlukan pendidikan khusus pula bagi orang-orang yang hendak menjabatnya.[5]
5.    Latar Belakang Psikologi
Perlunya BK berdasarkan aspek psikologi bimbingan dan koseling sangat perlu sekali kerena pada dasarnya dapat memberikan penjelasan bahwa individu merupakan pribadi yang unik seperti menyangkut aspek kecerdasan, emosional, soiabilitas, sikap, kebiasaan, dan kemampuan penyesuaian diri, individu tidak sama dan pasti individu memiliki perbedaan, dapat memebrikan pemahaman tentang tingkah laku individu seiring perkembangannya yang selalu berubah sesuai dengan tugas perkembangannya kearah kematangan, tungkah laku yang perlu diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, serta dapat membrikan pemahaman tentang masalah-masalah psikologis. Masalah psikologis merupakan latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah.
a.        Masalah Perkembangan Individu
1.      Hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang telah dicapai.
2.      Tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun- tahun permulaan.
3.      Setiap individu memiliki tempo perkembangan masing-masing.
4.      Perkembangan individu mengikuti pola umum Faktor pembawaan dan lingkungan sama pengaruhnya terhadap proses perkembangan individu.
5.      Masalah perbedaan individu di sekolah siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi pelajaran yang yang sama, akan tetapi hasilnya berbeda, ada siswa yang cepat, lambat, ada yang cerdas, dan malas dalam belajar.
Kenyataan ini menunjukkan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan, mengingat bahwa yang menjadi tujuan pendidikan adalah perkembangan yang optimal dari setiap murid, maka masalah perbedaan individu perlu mendapatkan perhatian dalam pelayanan pendidikan di sekolah.
b.        Faktor Perbedaan Individu
Keunikan individu berati tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik aspek jasmaniyah maupun aspek rohaniyah. Individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Kenyataan ini akan membawa konsekwensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran, metode mengajar, alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lain. Di samping itu, perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi lingkungan. Siswa akan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya.
Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian ialah perbedaan dalam: kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmani, dan latar belakang lingkungan.
c.         Masalah Kebutuhan Individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi dirinya maupun bagi lingkungan.
Sekolah hendaknya menyadari, baik dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan pada diri siswa, maupun dalam memberikan bantuan yang sebaik-baiknya dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut.Seperti telah dikatakan di atas, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan:
  1. Memperoleh kasih sayang                  
  2. Memperoleh harga diri
  3. Untuk memperoleh pengharapan yang sama
  4. Ingin dikenal
  5. Memperoleh prestasi dan posisi
  6. Untuk dibutuhkan orang lain                         
  7. Merasa bagian dari kelompok
  8. Rasa aman dan perlindungan diri                  
  9. Untuk memperoleh kemerdekaan diri
d.        Masalah Penyesuaian Diri Dan Kelainan Tingkah Laku
Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan kebutuhan.Banyak cara yang ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara-cara yang disadari maupun yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, individuharus dapat menyesuaikan antara kebutuhan dengan segala kemungkinan yang ada dalam lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri. Individu harus menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat.
Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan bantuan agar setiap siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik dan terhindar dan timbulnya gejala gejala tidak sesuai. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang memberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik.
Kenyataan kelainan tingkah laku ini sering tampak seperti tingkah laku agresif, rasa rendah diri, bersifat bandel, haus perhatian, mencuri dan sebagainya. Gejala-gejala semacam itu seringkali banyak menimbulkan berbagai masalah.
e.         Masalah Belajar
Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola-pola respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.  Beberapa masalah belajar Bagi siswa sendiri misalnya:
1.    Pengaturan waktu belajar
2.    Memilih cara belajar
3.    Menggunakan buku-buku pelajaran
4.    Belajar berkelompok
5.    Mempersiapkan ujian, memilih mata kuliah yang cocok, dsb




BAB III
KESIMPULAN
·         Pengertian bimbingan konseling
·         Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah
1.      Latar Belakang Pendidikan. Ada tiga hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dan konseling dilihat dari segi pendidikan.
a.       dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan kepribadian
b.      pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis
c.       pada hakikatnya guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai pendidik.
2.      Latar belakang sosio kultural.
3.      Latar Belakang Agama
4.      Latar belakang iptek
5.      Latar Belakang Psikologi. Adapun Masalah psikologis yang melatar belakangi perlunya bimbingan dan konseling di sekolah:






DAFTAR PUSTAKA
Mujib. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah.http://wikipendidikan.blogspot.co.id/2014/12/latar-belakang-perlunya-bimbingan-dan.html. Diakses 15 Oktober pukul 11.55.

Winkel, W.S.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo. 1991.

A,Hallen.Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers. 2002

Saragih, Lailan Sakinah.Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling Di SekolahMakalahBimbinganKonseling.  http://lailansakinah.blogspot.co.id/2015/03/latar-belakang-perlunya-bimbingan.html, Diakses pada 15 Oktober 2015 pukul 13.00.




[1]Mujib, Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolahhttp://wikipendidikan.blogspot.co.id/2014/12/latar-belakang-perlunya-bimbingan-dan.html. Diakses 15 Oktober pukul 11.55.
[2]W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan  (Jakarta : PT Grasindo,1991) 112.
[3]Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 28-30.
[4]Lailan Sakinah Saragih, Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling Di Sekolah (Makalah Bimbingan Konseling)http://lailansakinah.blogspot.co.id/2015/03/latar-belakang-perlunya-bimbingan.html, Diakses pada 15 Oktober 2015 pukul 13.00.
[5]Mujib, Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolahhttp://wikipendidikan.blogspot.co.id/2014/12/latar-belakang-perlunya-bimbingan-dan.html. Diakses 15 Oktober pukul 11.55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar